Senin, 29 Desember 2014

Tugas Ruqiyah



Pertanyaan

1.      Apa yang harus anda lakukan jika ada seseorang yang terkena gangguan jin?
2.      Ayat-ayat apakah yang harus dibacakan, jika ada seorang klien kita yang terkena sihir (apa ayat khusus nya) ?
3.      Apa ciri-ciri atau gejala orang yang terkena gangguan jin?
4.      Dimanakan jalur masuknya jin?
5.      Apakah amalan-amalan yang mampu menjaga diri anda dari jalan masuknya jin?

Jawaban
1.      Hal yang akan dilakukan jika ada seseorang yang terkena gangguan jin adalah Meruqiyahnya (Ruqiyah) secara Syar'iyah,  yaitu membacakan ayat-ayat tertentu kepada seseorang  dengan kitabullah, dan firman Allah untuk memberikan kesehatan ataupun kesembuhan kepada orang yang menderita sakit secara non fisik atau penyakit psikis yang disebabkan berbagai gangguan, salah satunya yaitu terkena gangguan jin.
2.      - Q.S Al- Baqarah 102
      - Q.S Yunus 81-82
      - Q.S Thaha 69
- Q.S Al-A’raf 117-122

3.      Ada dua gejala seseorang terkena gangguan jin:
·           Pada saat tidur
-          Susah tidur malam
-          Cemas/ sering terbangun di waktu malam
-          Sering mimpi buruk atau mimpi aneh seperti melihat orang besar, hitam,dll
-          Mimpi yang menyeramkan (seperti mimpi binatang, ualar, anjing, singa dll)
-          Bunyi gigi graham yang beradu ketika tidur
-          Tertawa, menangis ataupun teriak pada saat tidur
-          Merintih pada saat tidur
-          Berdiri dan berjalan dalam keadaan tidur
-          Mimpi jatuh dari ketinggian
-          Mimpi berada di kuburan, tempat sampah
-          Mimpi hantu
-          Dll

·         Pada saat bangun tidur
-          Selalu pusing saat bangun tidur
-          Selalu berpaling ( tidak mau diajak untuk berbuat baik
-          Fikirannya ling lung
-          Sering lemas/ lesu
-          Terasa sakit pada salah satu anggota tubuh saat bangun tidu dan dokter tidak bisa mendeteksinya tetapi penyakitnya itu ada

4.      Jalur masuknya jin itu adalah dari semua yaitu, dari samping, kanan , kiri, depan, dan belakang  namun tidak bisa melalui dua pintu yaitu atas dan bawah maknanya adalah hanya dua perlindungan dari Allah yaitu orang yang beribadah kepadaNya dan bersujud kepadaNya maka Gangguan tersebut akan hilang. selain itu tanpa disadari banyak sekali jalan masuknya jin dalam tubuh manusia seperti, pada saat menguap tidak menutup mulut, kemudian pada saat tidur tmpat nya tidak dikibas terlebih dahulu, sehingga pada saat tidur banyak gangguan yang tanpa kita sadari, jin itu sangat mudah sekali masuk ketubuh manusia yang hidupnya selalu kotor, tak pernah melakukan hal yang baik, fikirannya penuh dengan perbuatan yang tidak baik, mengapa jin itu sangat mudah masuk kedalam tubuh manusia? karena manusia itu bersifat pori-pori sedangkan jin bersifat udara maka dari itu jika kita senantiasa mengingat Allah, baca qur'an selalu berziki dan melakukan hal-hal yang baik, maka jin itu akan susah masuk kedalam tubuh kita.
5.      Amalan yang bisa bisa dilakukan untuk menjaga diri dari gangguan jin adalah harus memperbanyak zikir, senantiasa mengingat Allah dengan zikir, karena dengan memperbanyak zikir atau membaca ayat-ayat Allah maka jalan masuknya jin itu akan tertutup, selain itu bisa juga dengan sholat, dan semua amal ibadah yang membawa kepada kebaikan.  kemudian untuk menjaga diri kita agar terhindar dari gangguan jin yaitu sapabila ingin melakukan semua kegiatan apapun itu bentuknya senantiasalah mengingat Allah, contoh pada saat tidur, sebelum tidur bersihkan tmpat tidur tersebut, jangan lupa baca do'a agar kita dijaga dalam tidur kita dari gangguan jin, dan setiap melakukan sesuatu minimal bacalah Bismillah.

Senin, 08 Desember 2014

ANALISIS TRANSAKSIONAL

Transaksi Komplementer
(Adult = Adult)
Hari itu Rani tidak kekampus karena sedang sakit, kemudian Ririn datang kekos Rani untuk menjenguknya.
Ririn    :” Assalamu’alaikum,Rani, bagaimana keadaanmu sekarang??”
Rani   : Wa’alaikumussalam,, Alhamdulillah udah baikan Rin, InsyaAllah  besok udah bisa ke kampus, Apakah besok kita ada tugas?
Ririn  : “Ada, tugas Bimbingan Konseling islam, kita disuruh membuat vidio konseling kelompok berdasarkan masing-masing kelompok yang sudah dibagikan”..
Rani     :  “ Terima Kasih yaRin sudah memberi tahu,,”
Ririn   :“Sama-sama..,,Besok aku akan datang kekosmu, kita berangkat bersama, OKE..”
Rani     : “ OKE”
Ririn    : Aku pulang dulu ya. Assalamu’alaikum..
Rani     : “ Wa’alaikumussalam,,


Senin, 01 Desember 2014

Resistensi


Resistensi dipandang oleh Freud sebagai pertahanan klien terhadap kecemasan yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan dan perasaan yang direpresinya. Hal ini akan menghambat konselor dan klien memperoleh pemahaman dinamika ketidaksadaran klien. Jika terjadi resistensi, konselor harus membangkitkan perhatian klien dan menafsirkan resistensi yang paling terlihat untuk mengurangi kemungkinan klien menolak penafsiran. Resistensi dapat menghambat kemampuan klien untuk mengalami kehidupan yang lebih memuaskan sehingga sebisa mungkin konselor harus dapat memberi pemahaman pada klien agar membuka tabir resistensinya. Resistensi adalah sesuatu yang menghambat kelangsungan terapi dan mencegah konseli mengungkapkan alasan-alasan kecemasannya. Freud berpendapat bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan karena akan menghambat proses konseling. Penafsiran terhadap resistensi harus dilaksanakan untuk membantu konseli menyadari alasan-alasan yang ada di balik resistensi dan kemudian mampu menyelesaikan konfliknya secara realistis.

Proses Resistensi

Konselor membangun hubungan kerja sama dengan konseli dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor juga memberikan perhatian kepada resistensi konseli untuk mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran. sementara konseli berbicara, konselor berperan mendengarkan dan kemudian memberikan tafsiran-tafsiran terhadap informasi konseli, konselor juga harus peka terhadap isyarat-isyarat non verbal dari konseli. Salah satu fungsi utama konselor adalah mengajarkan arti proses kepada konseli agar mendapatkan pemahaman terhadap masalahnya sendiri, mengalami peningkatan kesadaran atas cara-cara berubah. Sehingga konseli mampu mendapatkan kendali yang lebih rasional atas hidupnya sendiri.